Minggu, 27 Maret 2016

ABC Analisis dalam Manajemen Persediaan


 Pada postingan blog saya kali ini, saya akan menjelaskan sedikit tentang apa itu ABC analisis yang ada di manajemen persediaan. Postingan ini sekaligus berfungsi untuk pemenuhan tugas mandiri dari mata kuliah Manajemen Persediaan. Berikut adalah beberapa penjelasannya..

ABC Analisis


“Pola distribusi pendapatan penduduk pada dasarnya sama di seluruh negara dan di sepanjang sejarah. …hanya sebagian yang sangat kecil dari penduduk memiliki sebagian besar dari pendapatan seluruh penduduk, dan sebaliknya pula, sebagian besar penduduk hanya memiliki sebagian saja dari pendapatan seluruh penduduk.” — Vilfredo Pareto, Ekonom dan Sosiolog Italia

    Analisis ABC adalah metode dalam manajemen persediaan (inventory management) untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi yang tinggi.

    Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum Pareto (Ley de Pareto), dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo Pareto (1848-1923). Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasi kasi barang persediaan.
    Berdasarkan hukum Pareto, analisis ABC dapat menggolongkan barang berdasarkan peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah, dan kemudian dibagi menjadi kelas-kelas besar terprioritas; biasanya kelas dinamai A, B, C, dan seterusnya secara berurutan dari peringkat nilai tertinggi hingga terendah, oleh karena itu analisis ini dinamakan “Analisis ABC”. Umumnya kelas A memiliki jumlah jenis barang yang sedikit, namun memiliki nilai yang sangat tinggi.

Dalam hal ini, saya akan menggunakan tiga kelas, yaitu: A, B, dan C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut (Sutarman, 2003, pp. 144–145):

    Kelas A, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15-20% dari  total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 75-80% dari total nilai uang.
    Kelas B, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 20-25% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 10-15% dari total nilai uang.
    Kelas C, merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 60-65% dari total seluruh barang, tetapi merepresentasikan 5-10% dari total nilai uang.
Besaran masing-masing kelas di atas akan membentuk suatu kurva sebagaimana terlihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Sumber: Kusnadi, 2009, p. 9
Gambar 1. Kurva Analisis ABC


     Adapun langkah-langkah atau prosedur klasi kasi barang dalam analisis ABC adalah sebagai berikut:
Menentukan jumlah unit untuk setiap tipe barang.
Menentukan harga per unit untuk setiap tipe barang.
Mengalikan harga per unit dengan jumlah unit untuk menentukan total nilai uang dari masing-masing tipe barang.
     Menyusun urutan tipe barang menurut besarnya total nilai uang, dengan urutan pertama tipe barang dengan total nilai uang paling besar.
Menghitung persentase kumulatif barang dari banyaknya tipe barang.
Menghitung persentase kumulatif nilai uang barang dari total nilai uang.
Membentuk kelas-kelas berdasarkan persentase barang dan persentase nilai uang barang.
    Menggambarkan kurva analisis ABC (bagan Pareto) atau menunjuk tingkat kepentingan masalah.
Dengan analisis ABC, kita dapat melihat tingkat kepentingan masalah dari suatu barang. Dengan begitu, kita dapat melihat barang mana saja yang perlu diberikan perhatian terlebih dahulu.



Rujukan:
Kusnadi, E. (2009). Analisis produktivitas terhadap penyeimbangan lintasan. Unpublished undergraduate thesis, Program Studi Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Sutarman. (2003). Perencanaan persediaan bahan baku dengan model backorder. Infomatek, 5(3), 141–152.
 https://eriskusnadi.wordpress.com/2009/10/03/analisis-abc/



Nama : Rieda Andini Yulianti
NIM : 223414016
D3 MLM 2014

apa itu EOQ atau Economic Order Quantity dalam Manajemen Persediaan (Inventory Management) ???

               Dalam postingan kali ini, saya akan membahas beberapa hal tentang apa tu EOQ atau Economic Order Quantity dalam cangkupan Manajemen Persediaan. Postingan ini saya buat untuk memenuhi Tugas Mandiri dari Mata Kuliah Manajemen Persediaan.
PENGERTIAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

               EOQ (Economic Order Quantity) adalah suatu model yang menyangkut tentang pengadaan atau persediaan bahan baku pada suatu perusahaan. Setiap perusahaan industri pasti memerlukan bahan baku demikelancaran proses bisnisnya, bahan baku tersebut diperoleh dari supplier dengan suatu perhitungan tertentu.Dengan menggunakan perhitungan yang ekonomis tentunya suatu perusahaan dapat menentukan secara teratur bagaimana dan berapa jumlah material yang harus disediakan. Ketidakteraturan penjadwalan akanmemberikan dampak pada biaya persediaan karena menumpuknya persediaan di gudang. Dengan demikian pengelolahan atau pengaturan bahan baku merupakan salah satu hal penting dan dapat memberikan keuntungan pada perusahaan.
EOQ Terdiri dari :
1.      Biaya pemesanan (Ordering Cost/ set up Cost)
Adalah semua biaya dari persiapan pemesanan sampai barang yang dipesan datang. Bersifat konstan, tidak tergantung pada jumlah barang yang dipesan. Biaya-biaya ini adalah sebagai berikut :
a.      Biaya persiapan pemesanan
b.      Biaya mengirim atau menugaskan karyawan untuk melakukan pemesanan
c.      Biaya saat penerimaan bahan yang dipesan
d.      Biasa penyelesaian pembayaran pemesanan

2.      Biaya Penyimpanan di Gudang (Inventory Carrying Cost), terdiri dari :
a.      Biaya Sewa Gudang
b.      Biaya Pemeliharaan Barang
c.      Biaya Asuransi Bahan
d.      Biaya Tenaga Kerja di Gudang
e.      Biaya kerusakan bahan Baku

Biaya pemesanan menghendaki yang dipesan sebesar-besarnya agar biaya pemesanan minimal sedangkan biaya penyimpanan menghendaki jumlah yang dipesan sekecil-kecilnya agar menghemat biaya penyimpanan.
Rumus EOQ :
                        EOQ =      2 x R x S
                                            P 
                                        
Rumus EOQ :
                        EOQ =      2 x R x S
                                                C

R = Kebutuhan barang dalam suatu periode tertentu missal setahun
S  = biaya pemesanan setiap kali pesan
P =  harga beli setiap unit barang
I  =  Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari nilai rata-rata persediaan barang yang disimpan
C = Biaya penyimpanan tiap unit barang yang disimpan (dalam rupiah)

SS = Safety Stok adalah Persediaan Pengaman
ROP = Re Order Point adalah titik dimana harus dilakukan pemesanan kembali
Lead Time (LT) atau tenggang waktu adalah waktu yang dibutuhkan sejak memesan barang sampai barang yang dipesan datang.
Contoh soal :
Perusahaan x membutuhkan bahan mentah karet sebanyak 6.400 unit/tahun ( 1 tahun = 320 hari) dengan harga Rp.50 setiap unit
Dalam rangka pembelia tersebut dibutuhkan biaya-biaya sbb:
-biaya pengiriman pesanan =Rp.10/1 kali pesan
-biaya administrasi = Rp.20/1 kali pesan
-biaya penyelesaian pemesanan Rp 20 / 1 kali pesan
-biaya penyimpanan di gudang = Rp. 1 /unit / tahun
Pertanyaan :
1.      tentukan EOQ
2.      ROP jika Procuremen Lead Time (PLT) selama 6 hari.
3.      Gambarkan grafik EOQ, ROP dan SS jika SS ditentukan 500 unit.

Jawab :
Diket :
R = 6.400 unit
S = 10 + 20 + 20 = Rp. 50
C = Rp. 1
a.
 Rumus EOQ :
                        EOQ =      2 x R x S
                                            C
                        EOQ =      2 x 6.400 x 50
                                               1
                                  = 800 unit
  1. Penggunaan selama 1 tahun = 6.400 unit
Penggunaan selama 1 hari = 6.400/320 = 20 unit
Penggunaan selama lead time = 20 x 6 = 120 unit
Safety stock = 500
ROP = PLT + SS
ROP = 120 x 500 = 620 unit
  1. Frekuensi pembelian 1 tahun =
            : 800 = 8 kali atau 320 hr/8 = 40 hari sekali.


daftar pustaka :
https://sites.google.com/site/budisn3/pengantar-bisnis/economic-order-quantity-eoq diakses pada tanggal 27 Maret 2016 pada pukul 15.20 WIB

Nama : Rieda Andini Yulianti
NIM : 223414016
D3 Manajemen Logistik 2014
STMT Trisakti Jakarta

Sabtu, 19 Maret 2016

"JUST IN TIME DISTRIBUTION" of PT. Semen Indonesia Tbk to the all Corner of Indonesia


Just In Time Distribution of Semen Indonesia Product to the all Corners of Indonesia
by. Dr. Ir. Gatot Kustyadji, SE, M.Si as the
Director of Human Capital & Legal, PT. Semen Indonesia Tbk.


In the event to approch the STMT TRISAKTI Anniversary to 46 years, STMT TRISAKTI present a Public Lecture “Just in Time Distribution” these are 4 things that he had present.
1.      BUSSINESS PROCESESS OF SEMEN INDONESIA
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk is the Strategic Holding Company from PT. Semen Padang, PT. Semen Gresik, PT. Semen Tonasa and Thang Long Cement stock Company

a.      Vision of PT. Semen Indonesia
“Become the International Leading Permanent Company of ASEAN”

STRATEGY OF PT. SEMEN INDONESIA
·        Undertake Capacity Growth
·        Manage Energy Security
·        Move Closer to The Customer

·        Enchance Company Image
·        Enable Coorporate Growth
·        Manage Key Risk


2.      DISTRIBUTION
Distribution is the Activity for moving the Product from the Supplier to the Customer in a Supply Chain scope
“Proper distribution nework will be used to achieve various objectives of supply chain, ranging from low cost to high responses to request from consumers. Chpra, 2010. P86)
These are the Incoterms that used by PT.Semen Indonesia :
·        FOT (Free On Truck) : Loading Location (EX-Works)
·        FOB (Free On Board) : the Port of Loading
·        FRANCO : Delivery Location
·        CIF (Cost, Insurance and Freight) : the port of Destination

3.      LOGISTICS
Logistics is the Planning Process, Implementation and the Control of the Raw Material Control, Work in Process Product, and Finished Product that implemented by the Effective and Efficient way



4.      SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Thank you so much for this Valuable General Lecture yesterday STMT TRISAKTI my Proud College and Happy Anniversary t STMT Trisakti for the 46 Years..